Satu Dekade Menjalankan Misi Kesehatan

Monday, 22 January 2018

doc tzu chi indonesia

Ketua Tzu Chi Medika, Sugianto Kusuma (tengah), Direktur RS Cinta Kasih Tzu Chi, dr. Tonny Christianto bersama tim medis dan relawan Tzu Chi bersama-sama meniup lilin dalam puncak acara perayaan ulang tahun RSCK ke-10 di Guo Yi Ting lantai 3, PIK Jakarta.

Satu Dasawarsa Menebar Cinta Kasih adalah tema yang diusung dalam perayaan HUT ke-10 Rumah Sakit Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng. Puncak acara perayaan ulang tahun yang diadakan di Aula Jing Si lantai 3, Tzu Chi Center PIK ini dihadiri sekitar 600 orang.

“10 tahun kita menjalankan Misi Kesehatan Tzu Chi memberikan pelayanan kesehatan bagi semua lapisan masyarakat tanpa membedakan untuk kesehatan. Kita memberikan pelayanan, sumbangsih, dan cinta kasih sehingga dapat disebarkan. Jadi kita ikut menebar benih cinta kasih ini,” tutur dr. Anthony Pratama Sp.B M. Kes, AIFO, koordinator kegiatan pada Minggu (21/01/18).

Perjalanan rumah sakit yang berawal dari sebuah poliklinik yang diperuntukkan bagi warga Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi hingga menjadi rumah sakit umum tipe C ini telah dikemas dalam sebuah tayangan video kilas balik, telah memberikan gambaran kepada semua orang bagaimana rumah sakit selama sepuluh tahun dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Koordinator kegiatan, dr. Anthony Pratama Sp. B M. Kes, AIFO memberikan sambutan kepada lebih kurang 600 orang dalam puncak acara HUT ke-10 RSCK yang diadakan pada Minggu, 21 Januari 2018.

Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat di sekitar rumah sakit membuat pelayanan kesehatan di RS Cinta Kasih Tzu Chi pun meningkat. Meningkatnya pelayanan bertambahnya pula karyawan yang tergabung di dalamnya. “Total sekitar 385 orang tenaga medis, paramedis, dan non medis. Dulu (awal) hanya belasan saja,” ujar dr. Tonny Christianto, Sp. B, Direktur RS Cinta Kasih Tzu Chi.

“Kepercayaan masyarakat lebih besar. Ini jodoh dari banyak hal,” ujar Oey Hoey Leng, Pembina RS Cinta Kasih Tzu Chi.

Menyiapkan Hati dan Lingkungan

Rangkaian perayaan HUT pun telah diawali dengan kegiatan bersih-bersih dan lomba. Terdapat 3 perlombaan yakni lomba kebersihan, cerdas cermat, dan menyanyi. Namun hanya satu perlombaan yang dijadikan sebagai peraih piala bergilir, loma kebersihan. “Lomba kebersihan dari tahun ke tahun kita lakukan, ini untuk menyiapkan hati dan tempat kita untuk berkarya dalam misi kesehatan. Dan piala bergilir untuk memotivasi semua karyawan untuk memberikan kerapihan dan kebersihan, sehingga pasien yang datang nyaman,” ujar dokter Anthony.

Pada tahun 2018 ini, Unit Radiologi menjadi jawara dan penerima piala bergilir tersebut. “Enggak nyangka karena sebelumnya memang enggak pernah dapat (juara), tadi kita bingung karena menang,” ujar Widya Arga Marga bahagia.

Perayaan ulang tahun RSCK dibuka dengan penampilan genderang para karyawan RSCK dengan penuh antusias.

Untuk meraih juara lomba kebersihan ini, ternyata Arga bersama tim di Radiologi tidak melakukan persiapan khusus. “Tiap hari kita bersihin jadi tidak ada persiapan bagaimana-bagaimana,” ucap Koordinator Radiologi ini. Memiliki piala kebanggaan telah memicu semangat Arga untuk tetap mempertahankan piala tersebut di perlombaan tahun mendatang. “Ke depannya kita pertahankan, kita belajar untuk lebih baik lagi dan lebih bersih lagi sehingga bisa menjadi contoh ruangan lain,” tegasnya. Tidak hanya memiliki tekad untuk mempertahankan nilai bagus ini, tapi ia juga mengajak timnya agar tetap kompak, terus melayani dan mengambangkan cinta kasih.

Drama yang Menginspirasi

Dalam puncak acara satu dasawarsa ini, tim medis maupun relawan pemerhati rumah sakit menampilkan sebuah drama dan shou yu (isyarat tangan) yang dibagi menjadi dua babak pementasan. Shou yu dan drama pada babak pertama mengangkat kisah para tim medis dan dokter RS Cinta Kasih Tzu Chi yang diiringi lagu Fu Wei (Kenyamanan). Salah satu tim medis yang ikut dalam drama ini adalah Sulistriani (32), perawat UGD. “Saat main drama yang paling penting harus membangun satu misi dan satu visi dulu. Memahami makna lagu,” ungkap Sulis sapaan akrabnya. Dengan pembawaan yang periang dan mudah bergaul, Sulis pun dikenal sebagai sosok yang ramah. Hal itu pula yang membuatnya ‘betah’ di RS Cinta Kasih Tzu Chi.

Awal bekerja, ia cukup kaget dan baru mengetahui ada RS yang bervegetaris. Namun setelah masuk, Sulis diajarkan nilai-nilai Tzu Chi, budaya humanis, serta semangat satu keluarga. “Saya tidak akan pernah mendapatkan keluarga seperti yang saya dapatkan di Tzu Chi, karena Tzu Chi dan RSCK buat saya adalah keluarga kedua saya setelah keluarga di rumah,” ungkap lulusan D3 Keperawatan tersebut.

Berkarir selama lebih dari 10 tahun di RS Cinta Kasih Tzu Chi bukanlah hal yang mudah bagi Sulis. Dalam perjalanannya, ia sering dihadapkan dengan berbagai masalah dalam dunia kerja sebagai perawat. Tetapi hal tersebut dapat Sulis atasi dengan flash back lagi perjalanannya selama di RS Cinta Kasih Tzu Chi. “Kenapa saya betah disini? Saya mau dan ingin jadi saksi RS ini maju, dan saya ingin menjadi bagian dari proses tersebut,” ungkap Sulis. 

doc tzu chi indonesia

Unit Radiologi yang diwakili oleh Widya Arga Marga menerima piala bergilir atas prestasi mereka mendapatkan juara pertama lomba kebersihan yang digelar dalam rangka menyambut HUT RSCK ke-10.

Adapula dokter Ida Bagus Dharmasusila, salah satu pemeran drama pada babak kedua yang menceritakan tentang relawan pemerhati. “Di dalam pementasan ada bagian-bagian yang mengharukan, bagaimana keluarga pasien memberikan buah dan kita potongin buah untuk dibagikan ke pasien lainnya,” ungkap dokter yang bergabung di RSCK sejak tahun 2006 ini. Belasan tahun bersama RS Cinta Kasih Tzu Chi, ia pun merasakan kenyamanan tersendiri. “Kalau saya bisa bilang, ini (RSCK) sama dengan keluarga. Mereka sahabat, saudara bantu membantu. Rasa persaudaraan makin tebel,” ucap dokter spesialis bedah ini.

Salah satu relawan pemerhati, Merry Christine yang ikut dalam pementasan mengatakan, “Ceritanya merefleksikan relawan pemerhati di RS Cinta Kasih Tzu Chi, bagaimana kita harus membantu pasien, melayani, memberi semangat untuk pasien.” “Saya bisa banyak melihat pasien, yang penting bagi orang sakit itu adalah perhatian. Bukan hanya dari keluarga tapi bisa dari orang lain,” kata Merry.

Merry beserta relawan pemerhati lainnya juga mempelajari dan mendalami Lagu Sheng Ming Zhi Ge (Lagu Kehidupan) sebagai pengantar Shou Yu. “Tujuannya supaya mereka (penonton) lebih terharu dan memperhatikan gerakan serta lagu pengiringnya,” kata Lie Fie Lan, pelatih drama.

Tim medis dan relawan pemerhati rumah sakit menampilkan shou yu (isyarat tangan) dan drama yang dibagi menjadi dua babak.

Meningkatkan Spirit Humanis

Diusia RSCK yang ke-10 ini, dokter Tonny mengajak untuk semakin meningkatkan spirit humanis, cinta kasih tanpa pamrih. “Saya berharap pelayanan mereka profesional sesuai tuntutan pelayanan di Indoensia, dan yang tidak boleh ditinggalkan sentuhan cinta kasih. Ini yang membuat orang lebih nyaman dilayani di RSCK ini,” ujarnya.

Sementara itu perwakilan dari Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat, dokter Rini Hastuti memberikan apresiasi terhadap pelayanan kesehatan RSCK selama ini. “Saya sangat mengapresiasi RSCK Tzu Chi yang terus meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan memperluas layanan kesehatan dengan bekerja sama dengan BPJS,” ucap dokter Rini. “Dengan segala pencapaian melayani masyarakat khususnya daerah Jakarta Barat, saya mengucapkan selamat kepada RSCK mendapat akreditasi kelas C. Semoga RSCK Tzu Chi tetap memegang teguh misi kesehatan,” ucapnya.

Salah satu pemeran drama, Sulistriani (32), perawat UGD dengan penuh penghayatan menampilkan drama pada babak pertama yang mengangkat kisah para tim medis dan dokter RS Cinta Kasih Tzu Chi yang diiringi lagu Fu Wei (Kenyamanan).

Ketua Yayasan Tzu Chi Medika, Sugianto Kusuma berpesan kepada para tim medis RSCK agar menganggap pasien keluarga. “Bila pasien adalah keluarga dokter, maka mereka akan lebih hati-hati. Selain itu pasien adalah gurunya para dokter. Pasien dapat didianogsa oleh dokter sehingga pasien adalah guru. Itulah ajaran Master Cheng Yen kepada tim medis,” ujar Sugianto Kusuma. Wakil Ketua Yayasan Tzu Chi Indonesia ini juga mengajak para dokter, perawat dan tim medis lainnya untuk saling mengingatkan. “Saat melayani pasien bukanlah dengan sikap arogan, kata-kata kasar yang menyakitkan pasien. Semoga rumah sakit berjalan baik dan memberikan pelayanan yang lebih sempurna,” tutupnya.

 

Editor: Arimami Suryo A.

Sumber : www.tzuchi.or.id