Menyusuri jalan-jalan sempit di Jl. Kebon Jahe, Kapuk, Jakarta Barat, rombongan relawan Tzu Chi beserta dokter dan ahli gizi dari RS Cinta Kasih Tzu Chi (RSCK) tiba di salah satu sudut rumah di wilayah tersebut. Setelah mengucap salam, rombongan disambut oleh Lusi Yana (24) atau yang akrab disapa Lusi. Ia adalah ibu dari pasien rawat jalan di Rumah Sakit Cinta Kasih (RSCK) Tzu Chi Cengkareng, Grace Imanuel (2).
Kunjungan kali ini, Selasa 17 April 2018, merupakan kunjungan yang kesekian kalinya setelah Grace mendapatkan perawatan medis dari RSCK. Sebelumnya, Grace adalah salah satu pasien yang kerap kali datang ke RSCK untuk berobat sejak 2016.
“Grace ini awalnya adalah pasiennya dr. Santi dengan diagnosa dan penilaian balita yang kekurangan gizi. Jadi anak ini sering bolak-balik ke RS, entah karena demam ataupun diare,” kata dr. Toto Suryana, Dokter Umum RSCK yang melakukan kunjungan kasih ke rumah Grace.
Hal tersebut juga dibenarkan oleh Lusi. Semenjak memeriksakan kesehatan anaknya di salah satu rumah sakit di Jakarta Barat, ada beberapa penyakit yang ternyata bersemayam di tubuh anak semata wayangnya tersebut. “Awalnya sih diare, setelah diperiksa lebih lanjut ada flek paru-paru dan gizi buruk. Kemudian disarankan untuk rawat inap,” cerita Lusi menjelaskan kondisi anaknya saat itu.
Semenjak mendapatkan perawatan medis dari RSCK, kondisi Grace membaik secara bertahap. “Awalnya Grace tuh beratnya cuma 5,6 Kg sedangkan sekarang sekitar 9 Kg,” kata Lusi. Grace sendiri mengalami gangguan tumbuh kembang karena belum bisa berdiri sendiri akibat kurangnya gizi. “Orang tuanya belum tahu nutrisi yang seimbang untuk anaknya,” jelas dr. Toto. Dokter yang sudah 14 tahun mengabdi di RSCK. Ia juga menambahkan bahwa Grace saat ini masuk dalam kategori gizi kurang karena beratnya hanya 9 Kg sedangkan normalnya untuk anak usia 2 tahun adalah 12 Kg.
Lisa pun bersyukur dengan adanya kunjungan berkala dari dokter dan ahli gizi dari RSCK ini. Pada saat dikunjungi, kondisi Grace sedang tidak sehat. Kemudian dilakukan observasi langsung terhadap Grace. Hasilnya Lisa harus ke Puskesmas terdekat untuk medapatkan surat rujukan supaya bisa diteruskan untuk perawatan yang intensif di RSCK. “Saya selalu bersyukur ada yang membantu, saya kerja, ibu dan ayah saya juga sudah tua. Semoga ini yang terbaik buat Grace,” kata Lisa.
Rencana Membersihkan Potensi Penyakit
Grace tinggal bersama dengan ibu, nenek, dan kakeknya di rumah kontrakan berukuran 4 x 10 m. Untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan anaknya, Lisa bekerja sebagai buruh di salah satu pabrik. “Papa saya juga ikut bantu kerja. Setiap hari mulung barang-barang rongsok. Kalau saya kerja di pabrik kaos kaki di wilayah Jakarta Barat,” ungkap wanita single parent tersebut.
Sedangkan ibunya (nenek Grace) mengurus cucunya dan rumah sehari-hari. Karena berbagai aktivitas keluarga, kebersihan rumah yang memiliki dua ruangan yang tersekat tesebut tidak terjaga. Menurut dokter, kondisi Grace juga dipengaruhi oleh lingkungan dan kebersihan rumah tinggalnya.
Saat melakukan kunjungan kasih yang pertama kalinya, dokter dari RSCK yang melihat kondisi kebersihan rumah Lusi meminta relawan untuk merespon kondisi rumah tinggalnya tersebut. “Saat dokter kunjungan kasih pertama, dokter menyarankan agar pasien Grace ini ditindaklanjuti. Setelah kita survei ulang, kondisi rumahnya memang kurang bersih. Setelah kita rapatkan hasil survei dengan saran dari dokter maka tercetus ide untuk membersihkan rumah dari balita Grace tersebut,” ungkap Herny Kim, relawan Tzu Chi komunitas He Qi Barat 1 yang menjadi pendamping pasien Grace.
Ide untuk membersihkan rumah Grace ini ternyata memang sinergi antara kunjungan kasih dokter RSCK dan kegiatan relawan Tzu Chi. “Program kunjungan kasih ini bukan hanya menilai dari segi medis dan penyakitnya saja, tapi dari segi secara holistik juga seperti lingkungannya, sanitasinya, dan beberapa hal lainnya. Jadi mencari juga faktor apa yang menyebabkan pasien tersebut sakit,” terang dr. Toto setelah kunjungan selesai. Kegiatan bersih-bersih rumah tersebut telah disepakati oleh pihak keluarga Grace dan relawan Tzu Chi serta rencananya akan direalisasikan pada bulan Mei 2018.
Untuk kedepannya, sebagai bentuk bantuan lain untuk pasien Grace dan keluarga, relawan Tzu Chi mencoba merekomendasikan kakek Grace untuk bekerja di Depo Daur Ulang Tzu Chi daripada harus memulung. “Pertama kita bersih-bersih rumah dulu, lalu kita evaluasi hasilnya. Selain bantuan lain untuk keluarga, khusus Grace kita pantau perkembangan fisiknya seperti apa, kemudian gizinya seperti apa, beratnya naik atau tidak, jadi harus ada feedback buat kita, jadi kita evaluasi terus kedepannya,” tutup dr. Toto.
Jurnalis : Arimami Suryo A
Fotografer : Arimami Suryo A
Editor: Metta Wulandari