Setiap tahun, RS Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng memberikan penghargaan bagi karyawannya yang telah berdedikasi selama 10 tahun. Pada HUT kali ini terdapat 11 karyawan yang menerima penghargaan tersebut. Mereka adalah dokter, perawat, dan staf baik karyawan tetap maupun paruh waktu.
“Ini merupakan suatu hal yang patut kita apresiasi, ini bisa direnungkan apa yang membuat (mereka) betah,” ungkap Oey Hoey Leng, Pembina RS Cinta Kasih Tzu Chi. “Mereka akan bersukacita karena mereka terlihat sebagai sosok salah satu yang utama, sesuatu yang memang ada artinya buat kita,” lanjut relawan komite ini.
Salah satu dokter yang berdedikasi selama sepuluh tahun adalah dr. Ryan Ardi Lesmana. Ia mengucapkan terima kasih kepada Yayasan Buddha Tzu Chi dan RSCK Tzu Chi yang telah memberikan penghargaan bagi karyawan yang telah berdedikasi selama 10 tahun. “Kita tidak melihat nilai dari penghargaan tersebut, tetapi niat tulus RSCK Tzu Chi melihat karyawan bersumbangsih dalam 10 tahun,” ucap dokter Ryan dalam sharingnya.
Sejak tahun 2007 ia bergabung dengan RSCK Tzu Chi. Tidak hanya menjadi karyawan di RSCK, dokter umum ini juga sering mengikuti kegiatan baksos kesehatan di lokasi bencana. “Saya melihat di RSCK Tzu Chi memiliki misi sosial, ada bakti sosial kesehatan terutama bakti sosial bencana sehingga saya senang berkontribusi di RSCK Tzu Chi sampai hari ini,” katanya.
Pengalaman melakukan baksos kesehatan di lokasi bencana memberikan pengalaman tersendiri baginya. “Saya melihat lokasi dan merasakan penderitaan korban yang tertimpa bencana. Banyak korban yang memerlukan uluran tangan medis,” ungkap dokter yang akrab disapa Uncle (paman) ini. Bencana gempa besar di Padang memberikan kesan mendalam baginya. “Kita melakukan perjalanan ke lokasi yang susah terjangkau karena terputus dan susah dilewati dengan berjalan kaki. Saat tiba di lokasi, masyarakat senang utnuk mengobati mereka akibat gempa,” kesan dr. Ryan.
Selama bersama RSCK, dokter Ryan merasakan kekeluargaan sesama karyawan. “Saya merasakan ada unsur kekeluargaan antar medis maupun non medis lainnya. Saya senang dipanggil dengan sebutan uncle, babeh, opah, jadi tidak ada jarak seperti antara atasan dan bawahan,” ucapnya tersenyum. “Selain unsur kekeluargaan, yang membedakan dengan rumah sakit lain adalah adanya relawan di RSCK Tzu Chi. Mereka ini adalah tim pemerhati rumah sakit Tzu Chi yang mengobati batin pasien,” tambahnya. Ia berharap penghargaan yang diterimanya bersama 10 karyawan lainnya bisa menjadi motivasi bagi karyawan RSCK Tzu Chi lainnya untuk lebih lama berkontribusi dan bersumbangsih di RSCK.
Keluarga Baru di Rumah Sakit
Penerima penghargaan lainnya, Argho Waluyo. Ia telah berdedikasi selama 10 tahun di RSCK sebagai perawat anestesi. Bisa bekerja di RSCK karena ada tim dari RS Cinta Kasih Tzu Chi datang ke kampusnya untuk melakukan seleksi. Setelah lulus kuliah ia bekerja di RSCK hingga hari ini. Pada awalnya ia menjadi perawat poli, lalu berpindah tugas menjadi perawat UGD, dan sekarang diberikan tanggung jawab menjadi Kepala Kamar OK.
Bekerja di RSCK ia menganggap pasien seperti keluarganya, maka saat ada pasien sakit ia akan berusaha sebaiknya, “ Kita nggak boleh beda-bedain, anggap pasien keluarga, jangan orang lain,” ucap lulusan Sekolah Perawat Elisabeth Semarang ini. Argho merasa nyaman dan bangga bekerja di RSCK sejak tahun 2007 ini. Ia berkata, “Kebanggaan bekerja di RS karena kekeluargaan, perawat, dokter, dan lain-lain tidak ada jarak, semua dekat. Membandingkan dengan rumah sakit tempat teman bekerja dengan tempat saya bekerja berbeda, benar-benar berbeda, yaitu kekeluargaannya.”
Sementara itu Kuswara Dinata juga menerima penghargaan atas dedikasinya sebagai Cleaning Service di rumah sakit berbasis cinta kasih dan humanis ini. Ia adalah salah satu warga Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi. Sebelumnya ia tinggal di bantaran Kali Angke. Saat itu ia bekerja di pabrik sandal di daerah Teluk Gong, namun terkena PHK karena pabrik tempatnya bekerja terbakar. Lalu ia beralih pekerjaan menjadi penjual air bersih keliling, saat itu setiap hari ia mengumpulkan sekitar 30 ribu rupiah.
Setelah pindah ke Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi, ia tidak memiliki pekerjaan, namun saat itu Yayasan melalui Pengelola Rusun mencarikan pekerjaan bagi warga yang belum bekerja. “Saya bekerja di rumah sakit dibantu oleh yayasan, pengelola rusun, waktu itu yang belum kerja dikasih pekerjaan, waktu itu yang ada lowongan di Rumah Sakit Cinta Kasih Tzu Chi, saya ditempatkan di bagian kebersihan,” ucap ayah 3 anak ini.
Bekerja di RSCK menjadi satu pengalaman yang menyenangkan baginya, “pengalaman yang menyenangkan bisa diterima satu keluarga di rumah sakit, dengan dokter, perawat yang seperti teman, saya kenal semua karyawan,” ucapnya. Selain itu bekerja di RSCK juga membuatnya bisa mengenal jenis penyakit sehingga dapat menjaga kesehatan dirinya dan keluarga.
Editor: Arimami Suryo A.
Jurnalis : Juliana Santy, Yuliati, Suyanti Samad (He Qi Pusat), Fotografer : Arimami Suryo A, Halim Kusin, dr. Ong Chandra (He Qi Barat)